Ketika itu Tuhan memberiku beberapa pilihan. Terus menunggu apa yang aku mau, menerima yang
datang atau tak memilih keduanya. Ini terlihat simple, hanya memilih bukan? Tapi
sayangnya, Tuhan tak mengijinkan insanNya hanya sekedar memilih. Menjalani pilihan,
menerima resiko dan konsekuensi atas pilihan yang dipilih adalah suatu hal wajib. Seperti peraturan tak tertulis
yang melakat di tiap tindakan manusia.
Ah…
tentang suatu pepatah yang sering kudengar, ‘karena terlalu terfokus pada apa
yang kamu mau, kamu melupakan apa yang selalu ada di dekatmu.’ Menurutku itu
pepatah yang diperuntukan bagi orang-orang yang telah menyerah tentang
keinginannya. Dan di hidup ini satu kata ‘kehilangan’ rasanya sudah menjadi hal
wajar. Saat itulah pikiran egois bekerja, kenapa tak boleh keduanya? Bukankah itu
juga pilihan? Tentu bisa, kamu pilih keduanya agar kamu tak kehilangan salah
satunya. Tapi, ingatkah akan waktu. Tuhan sudah menciptakan waktu yang notaben
tak berperasaan. Terus saja berjalan, tanpa peduli manusia mana yang dia
lewati.
Waktu tak pernah mengijinkan
segalanya dilakukan bersamaan oleh seorang. Mungkin waktu itu bermaksud adil. Ia
memperbolehkanmu memilih keduanya, namun pasti harus ada yang lebih didahulukan
dari yang lain. Jadi pada akhirnya, kamu tetap harus memilih, mana yang lebih
penting bagimu. Bukankah Tuhan sangat bijaksana?
LPR
LPR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar